Charity


Care For Lintang


Anak Lintang Maulidia Halida, putri dari ibu Nur Cholilah dan bapak Hari Nuryanto lahir pada bulan April 3,5 tahun yang lalu. Saat lahir ia memang sudah memiliki kelainan jantung, namun masih bisa hidup layaknya balita normal. Namun kecelakaan yang menimpa Lintang dan ibunya pada bulan Juli 2011. Waktu itu, Lintang sedang digendong ibunya tiba-tiba ada sepeda motor yang menabrak ketika mereka sedang menyeberang jalan. Lintangpun terlempar dan mengalami benturan di kepalanya. Akibat kecelakaan ini Lintang mengalami cedera di kepala yang menyebabkan adanya cairan di otaknya. Waktu itu lintang Oleh karena itu, anak keempat dari pasangan Nur Cholilah dan Hari Nuryanto ini harus dioperasi untuk mengeluarkan cairan tersebut. Karena sebelumnya Lintang memiliki kelainan jantung, maka dilakukan pula operasi jantung. Operasi ini bisa dikatakan kurang sukses sehingga ia harus menjalani operasi lagi pada tanggal 24 Agustus 2011. 


Sudah 5 bulan ia berada di ruang Bona 2 Bag. Neurologi Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Ayahnya yang hanya bekerja swasta harus lebih banting tulang untuk membiayayi Lintang. Kakak Lintang pun rela tidak melanjutkan sekolah menengah atasnya karena semua biaya digunakan untuk kesembuhan adiknya.



Rizky mewakili Hijabee menyerahkan hasil donasi Hijabees yang dikumpulkan pada saat event Hijabee Sparkling Sunday



Sudah 5 bulan ia berada di ruang Bona 2 Bag. Neurologi Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Ayahnya yang hanya bekerja swasta harus lebih banting tulang untuk membiayayi Lintang. Kakak Lintang pun rela tidak melanjutkan sekolah menengah atasnya karena semua biaya digunakan untuk kesembuhan adiknya.




Sampai saat ini cairan di kepala Lintang masih ada. Ini menyebabkan gangguan pendengaran dan penglihatan. Berat badannya pun semakin lama semakin kurus. Sangat berbeda dengan keadaannya dulu sebelum kecelakaan.

Dan pada 4 januari 2012, Lintang menghembuskan nafas terakhirnya di ICU RSUD Dr. Sutomo surabaya sekitar jam 20.00 WIB. Tubuh Lintang melemah dan Allah berkehendak untuk mengambil kembali Lintang dan menempatkannya di tempat yang lebih baik. Lintang dimakamkan di Bangil tempat kelahiran ibunya 5 januari 2012 pukul 09.00 WIB. 
 
Selamat jalan Lintang, Allah lebih menyayangimu. Terhapus sudah semua penderitaanmu di sini.  Tersenyumlah di surga Allah, dan jadilah penuntut orang tuamu kelak di akhirat.
 
Terima kasih untuk semua hijabees yang sudah memberikan bantuan. semoga Allah membalas berlipat ganda.





Coin For Aaliyah



Aaliyah Naswa Ramadhani, putri kedua pasangan Awang & Ricke lahir 17 Agustus 2011 di RKZ Surabaya dengan kondisi kekurangan Oksigen. Aaliyah lahir dengan panjang 45 Cm, 3,3 kg tapi dalam keadaan badan membiru dan tidak menangis. Aaliyah lahir dalam proses normal, namun setelah melalui rangsangan karena tidak juga lahir meski sudah tiba saatnya. Saat lahir, dokter mendapati kepala aaliya dalam kondisi sangat keras karena kurangnya oksigen membuat otaknya bengkak. Kondisi Aaliyah dalam istilah kedoteran disebut ASFIXIA. Akibatnya, otak tidak bisa memberi perintah kepada paru-paru untuk bernafas sehingga dokter harus memberi selang ventilator untuk membantu Aaliyah supaya tetap bernafas dan bisa bertahan hidup; dan sampai detik ini, Aaliyah harus bernafas dan meminum ASi lewat ventilator dan selang yg dipasang di lehernya. Orangtua Aaliyah sempat hampir putus asa dan ingin melepas ventilator untuk mengakhiri penderitaan Aaliyah pada 4 oktober 2011 butuh dana besar u/membantu Aaliyah. karena dokterpun belum bisa memastikan sampai kapan Aaliyah harus memakai ventilator. Dokter syarafpun tidak menganjurkan untuk dilakukan operasi.Karena tubuh Aaliyah sendiri yg harus berjuang dan menunggu mukjizat Tuhan.

Namun setelah 91 hari tergolek lemah di NICU RS RKZ, Aaliyah Nasywa Ramadhani akhirnya meninggal dunia malam ini sekitar pukul 20.30 WIB. Aaaliyah meninggal dunia saat orangtuanya berpasrah. Mereka hari ini memang berencana untuk melepas ventilator, alat bantu napas yang sudah terpasang sejak Aaliyah masuk rumah sakit itu, sehari setelah kelahirannya, 17 Agustus 2011.

R. Agus Setyawan ayah Aaliyah waktu dihubungi 
suarasurabaya.net membenarkan kabar duka itu. Menurut dia, sebagai orangtua, dirinya dan Ricke Youlinda Tiarawaty istrinya sudah ikhlas melepas Aaliyah.

Tapi yang membuatnya terenyuh, Aaliyah meninggal dunia justru saat ventilator masih terpasang di tubuhnya. Siang tadi pukul 13.30 WIB, dia sebenarnya sudah menyerahkan surat pernyataan dan permintaan cabut ventilator. Ini karena orangtua sudah berpasrah, juga karena pendanaan untuk merawat Aaliyah makin menipis.  "Seakan Aaliyah tidak ingin merepotkan orangtuanya dan bicara pada kami, Ayah...ibu, tidak perlu melepas alat untuk bantu Aaliyah bernapas. Aaliyah akan bantu ayah dan ibu melepas beban ini," kata Agus dengan nada bergetar.

Dengan demikian, atas permintaan keluarga Aaliyah, maka penggalangan dana untuk Aaliyah lewat akun twitter @coin4aaliyah resmi ditutup. Bapak Awang dan ibu Kiki selaku orang tua Aaliyah mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada pihak yang sudah membantu selama ini baik secara materi dan moril. Setelah ditutupnya akun twitter @coin4aaliyah pada 17 November 2011 Apabila ada penggalangan mengatasnamakan aaliyah tentunya bisa dipastikan bukan dari keluarga Aaliyah.

Semoga Allah membalas kebaikan bagi siapa saja yang sudah membantu Aaliyah dengan pahala dan nikmat yang berlipat ganda. Amin.

 


1 komentar:

  1. Assalamualaikum..... Kqlau mau jadi member gmana ya caranya....
    Aq beminta sekqli pengrn ikutan jadi member hijabeesurabaya .trima

    BalasHapus